0

Story of My Life – OSKM ITB 2020

Halo! Perkenalkan, aku Damianus Clairvoyance, biasanya orang terdekat memanggilku dengan sebutan Clair, tetapi kamu bisa memanggilku dengan sebutan lain yang lebih nyaman buatmu. Dalam postingan ini, sekaligus sebagai challenge terakhir OSKM ITB 2020, aku akan menceritakan gambaran kisah hidupku dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Mengapa singkat? Maklum, perkuliahan sudah mulai kaos dan aku masih butuh waktu tidur, hehe. 

Oke, kembali ke tahun 2003, aku dilahirkan di sebuah kota metropolitan (cailah) yang dijuluki Kota Pahlawan, yakni Surabaya. Sejak lahir, aku tidak pernah meninggalkan kota kelahiranku ini dalam waktu lama maka tidak janggal apabila logat Suroboyoan-ku sudah cukup mendarah daging. 

Saat ini, aku baru saja menyelesaikan sekolah di SMA Petra 1 Surabaya dan atas kemurahan Tuhan, aku diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung.

Dalam suatu pertemuan (gathering) daring, penyebutan hobi pasti tak luput dari format perkenalan. Ketika sudah giliranku untuk berkenalan, aku mulai bingung harus menjawab apa. Jawaban klise seperti menonton film, membaca buku, dan main game pun selalu jadi andalan.

Pasalnya, aku sebenarnya mempunyai banyak hobi. Bahkan, saking banyaknya, salah satu hobiku ialah mencari hobi baru. Bingung nggak, tuh. Dengan kata lain, aku suka sekali mengeksplorasi hal baru. Kalau diingat-ingat lagi, aku pernah menekuni berbagai hobi keren, seperti videografi, musik, dan sulap kartu, sampai hobi random, seperti teknik putar pena atau putar buku (keduanya punya tekniknya sendiri lho, serius).

Oleh karena itu, aku menyimpulkan sendiri bahwa kelebihanku ialah cepat dalam mempelajari hal baru. Konsekuensi logis (wadaw bahasanya) dari kelebihanku ini ialah aku menjadi tidak cepat puas, tetapi sekaligus cepat bosan. Besar kecepatannya bergantung pada kadar ketertarikanku terhadap hobi tersebut. Tentunya, hal itu menjadi salah satu hambatanku untuk berkembang.

Kebiasaan lainku ialah untuk “memamerkan” hobi baruku kepada orang lain. Apabila situasinya tidak memungkinkan, misalnya ketika ingin menunjukkan hobi renangku di kelas (yakali praktik renang di bak kamar mandi), aku akan menceritakannya dengan penuh gairah. Tak jarang, mereka juga ikut mencoba mempelajarinya meskipun hanya sementara saja.

Seiring berjalannya waktu, aku juga makin menyadari bahwa aku juga memiliki minat di bidang informatika, seperti pemrograman dan Internet of Things. Aku melihat bahwa ahli informatika memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas hidup orang banyak melalui beragam karya mereka. Bukti perubahannya pun sering kita manfaatkan hingga hari ini, seperti Gojek dan Bukalapak.

Omong-omong soal perubahan, aku juga ingin berpartisipasi dalam mengubah dunia ke arah yang lebih baik. Aku mulai tergerak akan hal ini ketika aku mengikuti Olimpiade Sains Nasional. Masalahnya, medalis olimpiade tersebut sering kali didominasi oleh pelajar dari Pulau Sumatra dan Jawa, setidaknya untuk bidangku astronomi. Setelah kucari tahu, banyak pelajar dari pulau lain  ternyata juga memiliki semangat belajar yang sama, atau bahkan lebih tinggi, dari kami, tetapi tidak berkesempatan untuk mengakses fasilitas belajar yang memadai. Maka, ketidakmerataan pendidikan menjadi masalah besar Indonesia yang perlu segera diperbaiki.

Atas dasar keempat faktor di atas, yakni kesukaanku, kelebihanku, pekerjaan yang aku inginkan,  dan kebutuhan dunia, aku menyimpulkan bahwa aku (mungkin) akan mendapatkan kebahagiaan hidup (konsep ikigai) ketika aku bisa membantu mencerahkan pemikiran banyak orang melalui peningkatan kualitas pendidikan. Dalam jangka panjang, makin baiknya intelektual seseorang juga akan berdampak pada makin baiknya kualitas hidupnya.

Untuk mencapai tujuan itu, tentunya diperlukan perjuangan panjang dan berat. Selama menempuh studi di ITB, aku berencana untuk memperluas koneksi dan pengalaman dengan mengikuti berbagai kepanitiaan, unit, maupun organisasi yang berhubungan dengan tujuanku tadi. Akan tetapi, hal terpenting ialah aku harus mampu lulus maksimal empat tahun dengan IP lebih dari 3,5. 

***

Nah, terima kasih sudah membaca cerita supersingkat mengenai diriku ya. Mohon doanya ya supaya tujuanku tadi bisa terlaksana dengan baik.

Akhir kata, aku, Damianus Clairvoyance, sudah berusaha mendefinisikan peranku untuk kemajuan Indonesia. Lalu, apa peranmu?

***

Damianus Clairvoyance
16520398
OSKM ITB 2020.

#StoryOfMyLife
#MendefinisikanPeran
#OSKMITB2020
#TerangKembali

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *